Deteksi News – Pernah merasa kewalahan mengasuh si kecil? Tantrum, melawan, atau perilaku agresif kerap membuat kita stres. Tenang, Bunda dan Ayah! Ada solusi yang bisa dicoba: Low Arousal Parenting. Bukan berarti kita permisif, ya, melainkan memahami emosi anak dan meresponnya dengan bijak. Bayangkan rumah yang tenang dan harmonis, tanpa drama berlebih. Itulah tujuannya.
Low arousal parenting, berfokus pada pengurangan stres, rasa takut, dan frustrasi pada anak. Intinya, mencegah perilaku menantang dan membangun hubungan positif. Kita fokus pada pemahaman psikologis anak, bukan menyalahkan atau mengontrolnya. Bayangkan, kita membangun pondasi hubungan yang kuat, penuh rasa hormat dan kasih sayang.
Kuncinya? Mengenali pemicu stres anak. Amati perilaku mereka, cari polanya. Suara keras? Lingkungan ramai? Tuntutan tertentu? Setelah tahu pemicunya, kita bisa mencegah situasi yang memicu stres. Anak sensitif suara keras? Buat lingkungan tenang. Mudah frustrasi saat bermain? Berikan panduan dan dukungan.
Jika anak mulai stres, intervensi dengan tenang. Peluk, bicara lembut, atau tawarkan aktivitas menenangkan. Hindari hukuman fisik atau verbal. Tanggapi dengan empati, jangan reaktif. Berikan waktu untuk menenangkan diri, berikan pilihan terbatas agar merasa terkendali. Komunikasi sabar dan pengertian sangat penting.
Setelah kejadian, refleksi diri. Pahami peran kita, fokus pada "mengapa" perilaku itu terjadi, bukan menyalahkan. Ini membantu memperbaiki strategi pengasuhan. Bangun hubungan kuat dengan si kecil. Luangkan waktu berkualitas, bermain, bercerita. Berikan pujian, ekspresikan kasih sayang. Anak akan merasa aman dan nyaman mengekspresikan emosinya.
Tetapkan batasan, tapi dengan penuh kasih sayang dan pengertian. Konsistensi penting. Sesuaikan lingkungan dan aktivitas dengan kebutuhan anak. Berikan kesempatan memimpin dalam bermain. Ini mengurangi beban sensorik dan memberi rasa kendali.
Low arousal parenting adalah pendekatan holistik untuk kesejahteraan emosional anak. Dengan memahami pemicu stres dan strategi tepat, kita bisa menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan anak, meminimalkan stres dan frustrasi. Prinsip ini berlaku untuk semua anak, menciptakan hubungan keluarga yang lebih sehat dan harmonis. Ingat, tujuannya bukan hanya anak yang tenang, tapi juga orang tua yang lebih santai dan bahagia.
