Deteksi News, Jakarta – Sebagai orang tua, saya paham betul rasanya panik saat anak tiba-tiba tantrum di tempat umum. Jantung rasanya mau copot, apalagi kalau sampai teriak-teriak dan guling-guling. Tapi tenang, Bun, jangan langsung ikut panik! Tantrum itu sebenarnya cara anak mengungkapkan emosi yang belum bisa mereka kendalikan dengan baik. Jadi, bukan berarti anak nakal, ya.
Kunci pertama yang perlu kita pegang adalah ketenangan. Jangan terpancing emosi, apalagi sampai ikut marah-marah. Tarik napas dalam-dalam, ingat kalau kita ini panutan mereka. Dengan begitu, kita bisa berpikir jernih dan mencari solusi terbaik.

Penting juga untuk mengenali apa yang biasanya memicu tantrum anak. Apakah karena lapar, ngantuk, haus, atau karena keinginannya tidak terpenuhi? Kalau kita tahu penyebabnya, kita bisa mencegahnya di kemudian hari atau merespons dengan lebih tepat saat tantrum terjadi.
Kalau anak sudah terlanjur tantrum, segera bawa dia ke tempat yang lebih sepi. Hindari keramaian dan tatapan orang lain, karena itu bisa memperburuk keadaannya. Ajak dia ke sudut yang tenang, kamar mandi, atau mobil. Beri dia ruang untuk melepaskan emosinya tanpa merasa tertekan.
Sambil menenangkan diri, coba alihkan perhatiannya dengan mainan kesukaannya, buku cerita, atau ajak dia ngobrol tentang hal-hal yang dia sukai. Ajak dia fokus pada hal-hal positif dan menyenangkan. Ini bisa membantu meredakan emosinya secara perlahan.
Pelukan hangat juga ampuh banget, Bun! Sentuhan fisik bisa memberikan rasa aman dan nyaman pada anak. Peluk dia erat-erat sambil mengusap punggungnya. Selain itu, validasi emosinya. Akui dan pahami perasaannya, meskipun kita tidak setuju dengan perilakunya. Misalnya, katakan, "Mama tahu kamu sedang marah/sedih/kecewa." Ini menunjukkan bahwa kita peduli dan memahami perasaannya.
Yang terpenting, tetap konsisten dan tegas dalam menerapkan aturan. Sebelum pergi ke tempat umum, jelaskan aturan yang berlaku pada anak. Misalnya, batasi waktu bermain atau jelaskan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Saat tantrum terjadi, jangan memberikan hadiah atau memenuhi keinginannya hanya untuk menghentikan tantrum. Jelaskan dengan tenang mengapa perilakunya tidak bisa diterima dan apa konsekuensinya. Ingat, disiplin bukan berarti kekerasan, ya. Hindari memukul, membentak, atau mempermalukan anak di depan umum.
Tantrum adalah bagian dari tumbuh kembang anak. Dengan kesabaran, pemahaman, dan strategi yang tepat, kita bisa membantu anak mengatasi tantrum dan belajar mengelola emosinya dengan lebih baik. Kalau tantrum terjadi terlalu sering dan intens, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli perkembangan anak untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut.