Deteksi News – Pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier sukses menyedot perhatian publik. Bukan hanya karena pesona kedua mempelai, namun juga detail-detail mengharukan yang tersembunyi di baliknya. Salah satunya adalah kain unik yang dikenakan Luna dan Maxime sebelum akad nikah, berlukiskan mendiang orang tua mereka! Sebuah sentuhan emosional yang membuat momen sakral tersebut semakin bermakna.
Kain tersebut, hasil karya tangan Asri Welas, menggambarkan potret mendiang ayah Luna Maya dan ibu Maxime Bouttier. Asri, yang dikenal dengan sentuhan artistiknya, menggunakan kain Denyut Semesta – sebuah kain istimewa yang proses pembuatannya begitu panjang dan melibatkan lebih dari 1000 pengrajin. Bayangkan, prosesnya dimulai dari kapas hingga ditenun, menggunakan pewarna alami dari 11 suku Dayak di Kalimantan! Teknik pewarnaan batik yang rumit, melibatkan teknik Ba dan Tik, menambah nilai seni dan makna mendalam pada kain tersebut.

“Aku untuk acara dia, aku ada kain Denyut Semesta, itu prosesnya panjang dari kapas sampai ditenun dan itu dikerjakan sama 1.000 orang. Di kain itu kami membuat pewarnaannya pakai warna 11 suku Dayak di Kalimantan, kemudian habis itu dilakukan teknik Ba untuk memeras, menyipratkan dan menggores batik, lalu ada teknik Tik, itu adalah simbol,” ungkap Asri saat ditemui di Jakarta Selatan.
Ide untuk melukiskan mendiang orang tua di kain pernikahan ternyata berasal dari Luna Maya sendiri. Ia ingin merasakan kehadiran sang ayah tercinta di hari bahagianya. Maxime pun memiliki keinginan serupa, menginginkan sang ibu yang telah berpulang turut menyaksikan pernikahannya. Asri Welas pun dengan senang hati mewujudkan impian pasangan ini.
“Kemarin itu Luna bilang ‘Mba Asri, ayah aku sudah gak ada dan ayah aku punya lukisan ayah dan aku, boleh gak dibatik di kain Denyut Semesta’. Nah Maxime juga begitu, kan ibunya sudah meninggal, itu ada foto masa kecilnya Max sama ibunya, dia juga minta ‘boleh gak foto mama aku ada di kain, supaya dia tahu aku menikah’ jadi ya dibuatkan saja,” cerita Asri.
Melihat hasil karya tersebut, Luna dan Maxime dikabarkan sangat terharu. Kain tersebut menjadi media untuk mereka mengungkapkan rasa rindu dan penghormatan kepada orang tua tercinta yang tak dapat hadir secara fisik. Asri pun turut merasakan kebahagiaan yang mendalam melihat Luna dan Maxime melukat sebelum akad nikah dengan mengenakan kain tersebut. Semoga pernikahan mereka dipenuhi berkah dan kebahagiaan, sebagaimana doa yang tertuang dalam motif kain Sidomukti dan Sidolumut yang melambangkan cinta kasih, peningkatan derajat, dan harapan untuk memiliki keturunan yang baik. Sebuah kisah pernikahan yang tak hanya indah, tapi juga sarat akan makna dan emosi.