Deteksi News – Dunia hiburan kembali dihebohkan dengan curhatan pilu pesulap legendaris, Pak Tarno. Siapa sangka, di balik senyumnya yang khas dan jargon "Dibantu ya…" yang melegenda, tersimpan luka mendalam akibat dugaan penipuan yang dialaminya. Pak Tarno mengaku telah kehilangan uang sebesar 100 juta rupiah akibat ulah mantan manajernya sendiri.
Kasus yang terjadi sejak 2012-2013 ini kembali mencuat setelah 13 tahun berlalu. Pak Tarno mengungkapkan bahwa dirinya tak kunjung mendapatkan keadilan atas kerugian yang dideritanya. Mirisnya, dari total 100 juta rupiah, sang mantan manajer baru mengembalikan 30 juta rupiah melalui seorang pengacara. Namun, uang tersebut tak pernah sampai ke tangan Pak Tarno.

"Belum dikembalikan sepenuhnya. Sudah dicicil, tapi baru sedikit. Sudah kasih pengacara 30 juta, sisa 70 juta. Tapi duitnya gak dikasih sama saya, malah dibawa pulang (sama pengacara)," ungkap Pak Tarno dengan nada sedih saat menjadi bintang tamu di acara Rumpi: No Secret, Kamis (30/10/2025).
Modus penipuan ini terbilang licik. Kala itu, Pak Tarno berniat membeli mobil dengan uang hasil jerih payahnya. Saat hendak menyerahkan uang 100 juta rupiah ke dealer, sopir dari mantan manajernya menawarkan bantuan. Namun, mobil impian tak kunjung datang, dan uangnya pun raib.
Ironisnya, di tengah perjuangannya mencari keadilan, Pak Tarno justru dihadapkan dengan masalah baru. Uang cicilan yang seharusnya menjadi haknya, justru tak pernah ia terima. Pengacara yang menangani kasusnya pun seolah menghilang ditelan bumi.
"Yang manggil (pengacara) bukan saya, saya mah gak kenal," aku Pak Tarno. Ia menduga pengacara tersebut ditunjuk oleh manajernya yang lain, yang kini keberadaannya pun tak diketahui.
Meski mantan manajernya masih mencicil, Pak Tarno mengaku kesulitan menghubungi yang bersangkutan. "Nyicil juga kalau ditelepon, kadang iya kadang gak. Ditelepon suka susah," keluhnya.
Merasa sudah terlalu lama menunggu, Pak Tarno akhirnya memutuskan untuk menggandeng pengacara baru dan kembali memperjuangkan haknya. Ia berharap mantan manajernya segera melunasi utangnya, apalagi saat ini ia membutuhkan uang untuk berobat.
"Utangnya terlalu lama, ini kan nipu. Ditelepon kadang-kadang angkat, kadang gak. Dulu tahu rumahnya, sekarang udah lupa. Aku sakit buat beli obat, buat makan, aku gak bisa kerja. Orang kan perlu makan, perlu berobat, gak bayar-bayar. Orang yang ditipu sakit, namanya ngarti kali," pungkas Pak Tarno dengan nada penuh harap. Kasus ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu berhati-hati dalam mempercayai orang lain, bahkan orang terdekat sekalipun.






