M. Zainuddin – Deteksi News
Bondowoso, (DeteksiNews.co.id) – Dari pemberitaan edisi 18 Mei 2023 dengan judul ” Kelompok penerima Program P3TGAI menjadi ajang pungli oknum Aspirator juga Pendamping” nampaknya bukan isapan jempol, dan ini diperkuat oleh hasil investigasi tim terhadap kelompok kelompok penerima bantuan program padat karya tunai P3TGAI yang tersebar di 38 desa wilayah kabupaten Bondowoso.
Bahkan kejadian serupa di tahun anggaran 2022 senantiasa berulang dan berulang kembali di tahun ini 2023 seakan akan sudah menjadi agenda khusus terkait fee 30% yang juga diduga di lakukan oleh oknum ” Aspirator Melalui kepanjangan tangan dari Koordinator program P3TGAI ”
Ini sangatlah menyedihkan karena adanya pembiaran pembiaran baik dari pihak kementrian pupr wilayah Brantas Jawa timur maupun dari pihak APH yang selama ini dinantikan kehadirannya terkait adanya dugaan “pungli atau fee yang mencapai 30 % bahkan lebih” di masing masing kelompok Hippa penerima bantuan tersebut.
Dari salah satu kepala desa dan ketua kelompok Hippa p3tgai yang tidak mau disebutkan namanya dan berhasil kami konfirmasi mengatakan kepada media deteksinews ” betul mas terkait pemotongan yg mencapai 30% dari pagu anggaran p3tgai sebesar Rp. 195 juta, dan juga adanya pemotongan lain yg di lakukan oleh pendamping sebesar kurang lebih 10 persen dari sisa pemotongan awal sebesar 30%, jadi sisa dari pemotongan fee tersebut yang kami kerjakan dengan volume 500 meter lebih,” katanya.
Dari hasil penelusuran dan investigasi ke beberapa desa dan kelompok p3tgai jawabannya sama yaitu fee sebesar 30 % dan dari temuan temuan yang berhasil di kumpulkan menjadi atensi dari tim media dan LSM IGW .
Ditempat yang sama pimpinan pemerhati program LSM IGW Johan Bina Birawa mengatakan ” sehubungan dengan dugaan adanya fee 30% x 38 kelompok atau p3tgai yang tersebar di beberapa wilayah desa di kabupaten Bondowoso menjadi atensi saya apalagi ini terjadi di tingkat bawah dengan loos yang sangat besar mencapai 30 % sampai 40 % andaikan tidak terjadi loos maka cakupan yang akan di capai tentunya bisa lebih luas, dan kejadian ini memang menjadi atensi kami dan kita tunggu saatnya sambil melengkapi data data pendukung untuk kami jadikan acuan dan menyampaikan pengaduan dan temuan ke ranah KPK, ” tutup Johan OB.
Sampai berita ini tayang pihak BWS Berantas ( Ibu Hesti, PPK / P3TGAI ) Jatim saat akan di konfirmasi melalui selulernya tidak ada tanggapan.