Deteksi News
Featured Madura Tapal Kuda

Bantuan RKB Madin Babussalam Talango Tahun 2019 Diduga Fiktif

Hilman – Deteksi News

Sumenep, (deteksinews.co.id) – Guna meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah mulai dari pusat hingga daerah terus memberikan stimulus dan bantuan sarana prasarana baik fisik maupun perlengkapan sekolah.

Namun sayang dalam prakteknya banyak oknum yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan dunia pendidikan dijadikan kedok untuk kekayaan pribadinya.

Sehingga upaya peningkatan mutu pendidikan yang berkualitas di Indonesia termasuk juga di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menjadi tersendat.

Salah satu contoh, dikabarkan ada oknum Politisi di Sumenep diduga bermain dengan bantuan Ruang Kelas Baru (RKB) dengan berkedok Madrasah Diniyah (Madin) Babussalam, di Desa Padike, Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep. Sehingga bantuan tersebut diduga fiktif.

Berdasarkan informasi dihimpun media ini, bantuan untuk pembangunan RKB Madin Babussalam salam itu berkisar Rp. 200 juta yang dianggarkan melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, tahun 2019 kemarin.

Namun setelah dilakukan investigasi kelapangan, ternyata bantuan tersebut bukan dibangun Ruang Kelas Baru untuk Madrasah Diniyah Babussalam. Melainkan diduga dibangun klinik kesehatan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab itu.

Bahkan pasalnya Madrasah Diniyah Babussalam itu diduga tidak memiliki yayasan sendiri, tapi masih berada naungan Yayasan Ainul Yaqin yang kebetulan juga satu Desa.

“Dulu teman saya memecah Madrasah Diniyah Babussalam, tapi yayasannya tetap Ainul Yaqin,” ujar Ustadz Kawan, Pengasuh Yayasan Ainul Yaqin.

Lebih lanjut, ustadz Kawan menambahkan, bahwa saat ini Madrasah Diniyah Babussalam itu sudah tidak aktif sejak 2020 kemarin. Dirinya menjelaskan bahwa proses belajar mengajarnya bertempat di Klinik kesehatan.

“Madrasah Diniyah Babussalam itu sekarang sudah tidak aktif lagi, dulu bertempat di sebuah klinik,” ungkapnya.

Ustadz Kawan membenarkan bahwa anggaran Rp. 200 juta itu pada proses realisasinya dipecah menjadi dua pekerjaan. Yakni, 20 Juta untuk Yayasan Ainul Yaqin dan 180 untuk Madin Babussalam.

“Saya tidak pernah mengajukan bantuan, tapi kata teman saya anggarannya dipecah,” tuturnya menjelaskan.

Sementara itu, menurut salah satu Guru di Madrasah Diniyah Babussalam, Syamsul Arifin, membenarkan bahwa Madin Babussalam telah mendapatkan bantuan, tapi bukan untuk RKB melainkan untuk teras, bahkan nilainya bukan 200 juta tapi 180 juta.

“Benar kita dapat bantuan 180 juta untuk dap madrasah (Teras),” katanya kepada awak media. Selasa (05/10/2021).

Bahkan dirinya membenarkan bahwa bantuan yang berasal dari Dinas Pendidikan Sumenep dibangun di lokasi sebuah klinik di Desa Padike. “Ya (satu lahan dengan klinik kesehatan, red) ada disebelah pojok klinik,” ungkapnya.

Menyikapi persoalan tersebut, Ketua LSM LIPK, Sayifiddin mengatakan, bahwa berdasarkan hasil investigasinya, bantuan RKB untuk Madrasah Diniyah Babussalam diduga fiktif.

“Saat kita ke sana tidak ada gedung sekolah yang adaa hanya sebuah klinik, jangan-jangan memang dibangun klinik bukan Ruang Kelas Baru,” ujarnya.

Bahkan menurut pria yang akrab di Say itu menjelaskan, bahwa diduga kuat bantuan RKB itu memang dibangun Klinik. Karena menurutnya siswanya masuk sore hari dan paginya bisa dibuka praktek bidan.

“Apalagi bangunannya jelas bangunan klinik bukan Ruang kelas, hanya di kacaanya saja ditempel bener bertuliskan Madrasah Diniyah. Sementara ruangan itu satu bangunan dan satu lahan dengan klinik,” pungkasnya.

Related posts

Bupati Tanbu HM. Zairullah Azhar Adakan Rakor Pejabat Eselon II,III dan IV

Redpel

Kapolri Tekankan TNI-Polri Terus Bersinergi Wujudkan Target Vaksinasi Presiden Jokowi

Redpel

Pria Amerika Serikat(AS)Sebut Dirinya “Suami Piala”

Redpel