Sumenep, Deteksinews.co.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, melaunching aplikasi Stabilitas Harga Pasca Panen (SIPAPA), yang bertempat di Aula Wiraraja Kantor Bupati setempat. Senin, (4/10/2021).
Peluncuran aplikasi trobosan baru Bupati Sumenep Achmad Fauzi dan Wakil Bupati Sumenep, Nyi Dewi Khalifah merupakan bentuk kepedulian terhadap masyarakat petani.
Selain launching aplikasi SIPAPA, Pemkab Sumenep juga mensosialisasikan Peraturan Bupati (Perbub) nomor 64 tahun 2021 Tentang Penyedian Beras bagi ASN.
Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, SH, MH, mengatakan aplikasi SIPAPA dan perbup no 64 tahun 2021 itu mendorong Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kota keris ini membeli beras hasil panen petani.
“Dengan aplikasi SIPAPA dan perbup no 64 ini merupakan bentuk kepedulian kami terhadap para petani sehingga petani kesejahteraannya terjamin,” katanya kepada awak media. Senin (04/10).
Orang nomor satu di Kabupaten Sumenep itu menambahkan, Dikeluarkannya Perbub 64 tahun 2021 sebab surplus Sumenep memiliki kurang lebih 43 ribu ton beras.
“Maka saya berharap dengan surplus ini ASN terus kita dorong untuk membeli beras petani. Ini yang kami inginkan,” ungkapnya.
Sementara realisasi program tersebut, lanjut Politisi PDIP itu menjelaskan, akan melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yakni Perusahaan Daerah (PD) Sumekar. Nantinya, Nantinya PD Sumekar akan menyediakan beras dari petani yang akan dijual kepada para ASN.
“Modelnya kolaborasi, pola ini hasil kunjungan kerja (Kunker) ke Lamongan. Sehingga, nanti BUMD PD Sumenkar sebagai penyedia beras yang akan menjual kepada ASN kita,” terangnya.
Selain itu, lanjut pria yang akrab disapa Ujie itu menjelaskan, bahwa PD Sumeker tidak hanya menyediakan beras saja, akan tetapi tetapi hasil panen petani seperti cabai, bawang dan lainnya.
“Khususnya pada saat memberikan sesuatu platform inflasi dan deflasi bisa masuk disana. Kalau murah, lagi hancur, BUMD bisa masuk dengan bentuk subsidi. Kalau mahal PD Sumekar juga turunkan harga agar masyarakat juga tidak menjerit. Tapi kalau murah ini bisa juga intervensi,” jelas dia.
Bahkan suami Nia Kurnia mengklaim dalam program trobosan baru itu dalam setahun akan mampu menyerap sebanyak 1.113 ton beras khusus diperuntukkan untuk ASN saja.
“Makanya BUMD PD Sumekar ini harus mampu mengaplikasin diri untuk masuk ke perdagangan bebas, ini hanya bagian awal saja, kedepannya harus masuk ke pasar bebas,” harapnya. (Hil).