Redaksi – Deteksi News
Bondowoso, (deteksinews.co.id) – Dinamika politik menjelang Musyawarah Daerah (Musda) ke 2 Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKAPMII) Bondowoso yang akan dihelat pada 3 September 2021 mendatang semakin memanas. Hal itu ditandai dengan semakin banyaknya kader yang bakal ikut bertarung dalam kompetisi merebut kursi IKAPMII.
Salah satu kader PMII, Daris Wibisono ketika dikonfirmasi mengemukakan bahwa organisasi PMII merupakan salah satu organisasi yang paling diminati mahasiswa utamanya Bondowoso. Sehingga, menjadi wajar jika posisi ketua IKAPMII menjadi rebutan kader sebagai salah satu eksistensi perjuangan dikalangan kaum terdidik.
“Di Bondowoso, dari 10 Perguruan Tinggi (PT) saja, hampir semua dikelola oleh kader kader PMII, sehingga menjadi sangat rasional jika PMII menjadi organisasi yang paling banyak diminati oleh mahasiswa Bondowoso,” katanya.
PMII di Bondowoso, kata dia menjadi organisasi mahasiswa yang paling kritis dan vokal kepada pemerintahan, sehingga siapapun yang memerintah atau berkuasa, mereka berkepentingan untuk mendekat dan “mengendalilakan” PMII.
“PMII adalah anak kandung NU sedang NU menjadi organisasi paling besar di Bondowoso maka semua kekuatan politik pasti berkepentingan untuk merebut IKPMII,”terangnya.
Hal senada juga diungkapkan Muhlis Adi Rangkul, alumni PMII Jember ini mengaku bahwa semakin banyak kader yang maju di Musda ke dua IKAPMII, maka hal itu akan semakin baik.
“Kita memiliki banyak kader potensial. Mereka saat ini tersebar di beberapa tempat diantaranya di DPRD. JUmlahnya tak sedikit, cukup banyak. Disana ada Tohari, Sutriono, Mahfid, Harli, Imran, Mas Sef, Sahlawi dan sebagian besar ada di dua partai, yaitu PKB dan PPP, maka kedua partai ini, hampir bisa dipastikan akan saling berebut posisi ketua IKAPMII. Itu yang ada legislatif, belum di eksektif dan lainnya,” ujarnya.
Menurut dia, dalam kancah politik, IKAPMII memiliki nilai tawar yang cukup tingga dan sangat logis.” Karena sangat mungkin kekuatan politik akan berebut, maka kader kader PMII harus sadar posisi itu dan menjaga netalitas PMII. Jangan mau dikendalikan kekuatan politik tertentu,” terangnya.
Ia menambahkan bahwa IKAPMII bukan hanya sekedar organisasi tak laku tapi menjadi organisasi yang layak diperebutkan. Sebab PMII dan IKAPMII bukan hanya bisa mengkritisi kekuasaan tapi juga bisa mengantarkan orang untuk berkuasa atau bahkan bisa menjadi penguasa.
“Jadi bisa menjadi organisasi yang elitis. Karena itu jangan sampai IKAPMII itu di perjual belikan hanya untuk kepentingan sesaat,”tuturnya.