Redaksi – Deteksi News
Bondowoso, (deteksinews.co.id) – Begitu mendengar kalau mantan Kepala Desa Bendelan Hamid berstatement bahwasanya hanya mengakui kalau tidak membayar honor perangkat desa satu orang saja membuat beberapa perangkat desa Bendelan makin berang.
Senada disampaikan oleh Hanan junaidi ” Kalau Hamid mengakui hanya satu orang saja itu jelas bohong, sudah jelas di saksikan Camat Binakal kalau Hamid berjanji akan membayar honor 7 perangkat yang tidak dibayar selama 6 tahun itu dan besok kami di panggil ke Inspektorat Bondowoso untuk memberikan keterangan, tidak usah mengelak dimasa seperti ini dan ini ranahnya bukan hanya di Inspektorat tapi Surat kami juga sudah kita lanjutkan ke pihak Kepolisian,”ungkapnya.
Masih Hanan,” Permalahan tidak hanya sampai disini yang mana Hamid berjanji akan membayar honor perangkat desa ini tanggal 16 Agustus minggu depan. Seperti yang sudah terinci dengan disaksikan Camat Binakal yakni pak Suhari dana yang seharusnya diterima oleh 7 perangkat desa itu sebesar Rp. 58.000.000,00 (lima puluh delapan juta rupiah).
Tidak hanya masalah uang honor perangkat kami mewakili warga desa Bendelan hendaknya pihak Inspektorat maupun Aparat Penegak Hukum nantinya mau mengusut tuntas masalah dugaan korupsi seperti Tanah Kas Desa berupa sawah di RT 01/01 seluas 300 m2 yang di gadaikan kepada pak Lipah senilai Rp. 20 juta. Juga dana sholawatan sejak tahun 2016 sebesar Rp. 36.000.000,- tahun 2017 sebesar Rp. 32.860.000,- 2018 juga sebesar Rp. 32.860.000,- yang kemudian berubah pada tahun 2019 menjadi dana keagamaan sebesar Rp.14.000.000,- yang semuanya pengalokasiannya tidak jelas dan ini kami dan beberapa takmir masjid siap menjadi saksi “tegasnya.
Tidak berhenti disitu saja malah dugaan Bumdes yang sampai saat ini juga tidak diketahui kejelasannya nilai anggaran sekitar Rp. 125 juta, namun pihak ketua Bumdes belum berhasil di konfirmasi.
Sementara dugaan Korupsi dana desa yang dialokasikan pada penyambungan pipa air kerumah warga dari Pamsimas juga tidak menemukan kejelasan bahkan cenderung morat marit seperti di katakan oleh ketua Satlak(satuan pelaksana) Hapit Riyono,” Anggaran Pamsimas itu sekitar Rp. 400 juta lebih namun pelaksanaan tahun 2020 yang kemudian Desa juga turut serta dengan anggaran dari DD sebesar Rp. 179.000.000,- untuk pembelian pipa air yang ke rumah penduduk serta pembelian Jetpump/Dap air namun tidak ada kejelasan sampai ini bahkan info pembelian Jetpump hanya membeli yang bekas pakai kepada pak Prik warga desa Ampelan senilai Rp. 15 juta itupun oleh Hamid tidak dibayar dan Infonya hanya di bayar Rp. 1Juta. Hal hal lain kami tidak tahu karena keuangan juga pelaksaan semua di handle oleh mantan kades Hamid, “terangnya.
Sampai berita ini diterbitkan Konfirmasi mantan Kepala Desa Hamid belum berhasil di konfirmasi bahkan ketiga nomor ponselnya tidak aktif.